French Press, sebuah peralatan kopi klasih yang telah menjadi bagian dari jutaan keluarga dan cafe diseluruh dunia. Dikenal dengan simplisitas pengoperasiannya dan karakter full-body dari kopi seduhannya, French Press terus menjadi salah satu pilihan populer sepanjang jaman. Melalui artikel ini, mari kita kenali alat ini lebih jauh lagi, menelusuri sejarah pembuatannya, teknik dasar seduhannya, dan karakterisitik yang membuat alat ini unik.
Lahirnya Sebuah Klasik: French Press.
Sering juga disebut dengan press pot atau plunger pot, French press mempunyai sejarah sekaya rasa kopi yang diseduhnya. Versi awal desinnya bisa dilihat dari sebuah paten dari tahun 1850an di Perancis. Sampai pada tahun 1920an, rancangan ini disempurnakan oleh sebuah designer Italia Attilio Calimani menjadi versi yang sampai sekarang kita kenal: sebuah beaker (tabung kaca) dan sebuah plunger dengan filter yang menempel.
Mempelajari Design dan Karakter Rasa dari French Press.
French Press adalah sebuah immersion brewer. Artinya, rasa dan karakter kopi diekstrasi melalui proses perendaman dengan air panas dalam durasi waktu tertentu. Desain dari Attilio Calimani membuat proses ektraksi ini menjadi sangat mudah dan simpel untuk dilakukan. Tabung silinder (beaker) berfungsi sebagai tempat penampungan kopi, dan setelah durasi waktu yang ditentukan sudah tercapai, plunger dengan filternya lalu ditekan untuk memisahkan bubuk kopi dari cairan yang akan diminum.
Hasil seduhan French Press dikenal lebih mengekpresikan karakter body yang kaya dan full. Mengapa begitu? Pertama, karakter immersion brewer biasanya condong memiliki ekstraksi body yang lebih tinggi. Kedua, berseberangan dengan hario V60 yang menggunakan paper filter, French Press menggunakan metal mesh. Metal filter ini meloloskan minyak alami dan bubuk halus dari kopi kedalam gelas yang kita minum. Minyak alami cenderung meningkatkan ketebalan dari body kopi yang diseduh. Dan fine-powder memberikan sensasi gritty yang mungkin diminati/dibenci (bergantung selera) peminumnya.
Dengan karakter ekstraksi ini, French Press cocok digunakan dalam menyeduh dark-roasted coffee atau bagi peminum yang menyukai kopi berkarakter body yang heavy dan robust.
Resep Dasar Penggunaan French Press
Ada beberapa teknik menyeduh dengan French Press. Disini, kita akan awali dengan satu resep yang mudah diikuti:
- Grind Size: kasar, (sedikit lebih halus dari gula pasir).
- Kopi: masukkan 30g bubuk kopi kedalam beaker french press.
- Air: kedalam beaker, campurkan 500ml air di suhu sekitar 93°C (kurang lebih 3-4 menit didiamkan setelah mendidih).
- Seduh*: aduk perlahan, dan rendam kopi selama 4 menit. Pasang plunger saat menyeduh.
- Tekan: tekan perlahan bubuk kopi dengan plunger sampai pada dasar beaker.
- Hidangkan*: segera hidangkan atau tuangkan kopi anda ke wadah yang berbeda untuk menghindari overektrasi. Selamat menikmati!
*Ada 2 prosedur yang, menurut saya, penting untuk diperhatikan, terutama bagi pemula:
Pertama adalah menggunakan plunger untuk menekan bubuk kopi yang mengapung sampai kira-kira 5mm dibawah permukaan air saat proses penyeduhan (langkah 4). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ekstraksi yang maksimal dari kopi. Bubuk kopi (terutama yang baru saja di roast) mengandung gas (CO2) sisa dari pembakaran selama proses roasting. Gas ini akan terlepas, terutama sesaat setelah terkena air panas (sama seperti proses blooming pada V60) dan mendorong sebagian bubuk kopi untuk mengapung diatas permukaan air. Menyebabkan extraksi yang tidak maksimal. Dengan menekan plunger sampai dengan 5mm dibawah permukaan air, kita bisa mencegah hal tersebut.
Yang kedua adalah memperhatikan waktu penyeduhan dengan seksama. Durasi perendaman adalah salah satu hal penentu hasil dari semua immersion brewer. French press adalah salah satunya. Pasalnya, ekstraksi akan terus berlangsung selama bubuk kopi bersentuhan dengan air (sampai tahap chemical equlibrium terjadi). Ekstraksi yang berlebihan dapat membuat kopi menjadi terlalu pahit dengan selera anda. Oleh karena itu saya menyarankan untuk memperhatikan durasi penyeduhan kopi (4 menit, untuk resep diatas), dan segera menuang kopi anda kedalam gelas atau wadah penampungan lain setelah durasi seduh tercapai.
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Penggunaan French Press
Berikut adalah beberapa kesalahan penyeduhan yang cenderung umum diketemui tetapi mudah untuk dihindari:
- Menggunakan grind size (kekasaran) yang salah: grind size sangat mempengaruhi hasil seduhan dari French Press. Jika kopi anda terlalu asam, coba gunakan grind-size yang lebih halus. Sebaliknya jika kopi anda terlalu pahit, gunakan grind-size yang lebih kasar untuk penyeduhan selanjutnya.
- Menekan plunger terlalu cepat: menekan plunger terlalu cepat dan tidak konsisten (jerky) menyebabkan agitasi berlebih di lapisan ampas kopi pada filter. Hal ini meningkatkan jumlah partikel halus (fine-ground) yang lolos kedalam kopi yang anda minum, dan menyebabkan kopi menjadi lebih gritty. Jika anda tidak menyukai karakter ini, tekan plunger secara perlahan dan konsisten setelah durasi penyeduhan tercapai.
- Membiarkan kopi didalam French Press setelah durasi penyeduhan: seperti yang sudah kita bahas di sesi sebelumnya, ekstraksi akan terus berlangsung selama kopi masih bersentuhan dengan air (dan selama equlibirium belum tercapai). Oleh karna itu, rasa kopi yang masih berada didalam french press akan terus berubah. Menjadikannya semakin pahit seiring berjalannya waktu, dan mungkin menjadi tidak lagi sesuai dengan selera anda.
Tahukah anda terdapat kompetisi tahunan bernama The French Press Throwdown dimana para barista berlomba menghasilkan segelas kopi terbaik dengan menggunakan French Press? Ini adalah sebuah testamen yang menunjukkan popularitas dan kecintaan para peminum kopi dengan alat klasik ini.
Seni Menyeduh Kopi dengan French Press
Menguasai French Press merupakan sebuah perjalanan yang memerlukan latihan dan kesabaran. Namun, dedikasi ini akan mengasilkan sebuah seduhan yang bisa meng-highlight keunikan karakter dari biji kopi anda.
Ada beberapa advanced techniques yang bisa anda telaah dari alat ini:
Metode James Hoffman, contohnya, memiliki dua tahapan penyeduhan dilanjutkan dengan teknik ‘breaking the crust’ (memecahkan lapisan kopi yang mengapung); sehingga mengurangi jumlah partikel kopi yang mengapung dan memaksimalkan endapan kopi di dasar beaker. Tehnik-tehnik ini berfokus untuk meminimalisir jumlah partikulat yang lolos kedalam gelas yang anda minum. Menghasilkan kualitas brew yang lebih clean.
Metode populer lainnya, seperti ‘no-press’ (tanpa tekan), membiarkan kopi direndam lebih lama dan menghiraukan langkah Tekan (langkah #5) sama sekali. Setelah mencapai durasi penyeduhan, kopi lantas langsung dituang dengan posisi plunger tidak berubah. Metode ini menyisakan ampas kopi di dasar beaker dan menghasilkan kopi dengan profil karakteristik yang meng-highlight keunikan lebih dari biji kopi.
Seperti yang anda lihat, setiap tehnik menawarkan perspektif ekstraksi dan pengalaman yang berbeda dalam menikmati kopi. Dengan bereksperimen dalam metode-metode ini anda bisa membuka jendela eksplorasi yang membawa anda satu langkah lebih dekat dalam menemukan brewing technique paling sesuai dengan selera anda.
French Press: Sebuah Timeless Classic
French Press bukanlah hanya sebuah alat seduh kopi. Bagi saya, ini adalah sebuah perpaduan dari mudahnya penggunaan dan kompleksnya ekpresi melalui berbagai tehnik ekstraksi. Alat ini mengundang kita untuk menelusuri kopi lebih dalam lagi, dan mengerti nuansa ekstraksi yang dikandungnya. Pilihan utama dalam menyeduh kopi dipagi hari dan sungguh sebuah timeless classic. .