Sejarah kopi adalah kumpulan dari cerita-cerita yang sudah teranyam kedalam berbagai aspek kebudayaan dunia. Sebagai salah satu negara produsen terbesar yang berperanan penting dalam perkopian dunia, cerita sejarah ini teramat unik bagi kita peminum kopi di Indonesia. Melalui artikel ini kita akan menelusuri sejarah awal mula, penyebaran, dan dampak budaya kopi dalam masyarakat kita.

Secangkir Kopi Pertama…

Menurut legenda, dahulu kala di Etiopia, seorang gembala kambing bernama Kaldi awalnya melihat ternak-ternaknya menjadi penuh energi setelah memakan sejenis buah dari sebuah pohon yang tumbuh di daerah tersebut. Penasaran, dia memberikan buah itu kepada sebuah biara. Para biarawan menyadari bahwa biji dari buah itu, setelah dipanggang dan diseduh, bisa membantu mereka tetap terbangun saat doa malam. Dengan begitu, segelas kopi mulai diseduh.

Menyebar ke Dunia…

Pada abad ke-15, kopi mulai merambah luas ke daerah Timur Tengah (seperti Persia, Mesir, dan Turki). Rumah kopi, yang dikenal sebagai qahveh khaneh, pun mulai bermunculan dan menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang dari berbagai latar belakang. Mungkin kata “Kafe” dan “Arabika” yang kita kenal sampai hari ini, bermula dari sejarah ini.

Kopi pun mulai merambah ke Eropa dari jalur perdagangan. Dan pada abad ke-17, rumah kopi berkembang pesat di kota-kota seperti Venesia, London, dan Paris. Seiring meningkatnya popularitas, begitu juga permintaannya, yang mengarah pada pembentukan perkebunan kopi di daerah koloni eropa, termasuk Karibia dan Indonesia.

Sampai di Indonesia…

Dengan tanahnya yang subur dan iklimnya yang mendukung, Indonesia merupakan negara yang ideal untuk budidaya kopi. Pada abad ke-18, VOC Belanda mulai menanam kopi di daerah Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Karena permintaan kopi yang kuat di Eropa, Belanda mengikut sertakan kopi dalam program Tanam Paksa. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia, dan dikenal dengan biji Arabika dan Robusta unik dan berkualitas tinggi.

Dampak kopi pada budaya Indonesia juga jelas terlihat. Budaya temu kopi, yang dikenal sebagai Ngopi, sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial kita selama berabad-abad. Seiring berjalannya waktu, berbagai tradisi dan variasi lokal juga mulai terbentuk. Seperti kopi tubruk, di mana bubuk kopi dicampur dengan air panas dan dibiarkan mengendap. Kopi luwak, yang dibuat dari biji kopi yang diproses oleh musang. Atau kopi joss, yang menyeduh kopi menggunakan arang yang masih membara

Dibandingkan dengan negara-negara lain, masyarakat kita juga membentuk preferensi yang unik. Misalnya, dimana minuman berbasis espresso sangat umum di Italia, negara kita lebih menyukai kopi hitam atau dengan susu kental manis, yang dikenal sebagai kopi susu.

Dalam beberapa tahun terakhir, specialty coffee menjadi tren yang cenderung naik di Indonesia. Cafe specialty coffee mulai bermunculan, menawarkan kopi yang lebih mengutamakan kualitas biji yang tinggi, penyangraian yang profesional, dan teknik brewing yang baik. Dipercepat dengan pandemi Covid-19, terjadi juga peningkatan di berbagai teknik manual brew (seperti V60 dan Aeropress). Tren ini mencerminkan perkembangan industri kopi dan apresiasi masyarakat kita yang meningkat terhadap kualitas secangkir kopi.

Untuk Masa Depan…

Dari ditemukannya di daerah Afrika sampai perkembangannya dalam budaya kita, cerita kopi indonesia adalah sebuah cerminan sejarah yang menghubungkan berbagai budaya dan bangsa dari sebuah cangkir kopi. Dari pembibitannya oleh VOC Belanda sampai menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, sudah tidak dipungkiri bahwa kopi kita memegang peranan penting dalam industri kopi dunia. Dan saya percaya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat kita akan potensi kualitas kopi nusantara, peranan kita terhadap dunia akan juga terus berkembang.